SISTEM
RESPIRASI PADA MANUSIA
Diajukan
Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Siliwangi
Oleh:
Riswandi
Maulana 142154034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji serta
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusnan
makalah yang berjudul “Sistem Respirasi pada Manusia”.
Penulisan
makalah ini tiada lain bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Biologi umum Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan yang harus disempurnakan baik itu dalam
sistematika penulisan dan isi makalah, mengingat kemampuan penulis yang masih
rendah serta masih dalam tahap belajar, oleh karena itu penulis berharap kepada
semua pihak atas kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Penulis juga
menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini khususnya kepada :
1.
Kepada
Bapak Suharsono M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Biologi Umum
2.
Kepada
Bapak Popo Mustafa Kamil M.Pd, selaku Asisten Dosen mata kuliah Biologi Umum
3.
Secara
khusus penulis sampaikan kepada keluarga tercinta yang telah memberikan
motivasi dan semangat dalam penyusunan makalah ini
4.
Kepada
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan, dukungan, dan arahan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas dengan imbalan yang
setimpal, kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dorongan dan arahan. Dan
semoga semua ini bisa menjadi ibadah, amiin yaa robbal‘alamiin.
Tasikmalaya, 3 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
A.
Latar Belakang…................................................................................1
B.
Rumusan Masalah…...........................................................................2
C.
Tujuan …............................................................................................2
D.
Kegunaan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................... 3
A. Pengertian Respirasi.................................................................3
B. Alat – alat Respirasi............................................................................7
C. Mekanisme Kerja Sistem Respirasi...................................................16
D. Kelainan Yang Terdapat dalam Sistem Respirasi.............................20
E. Cara Mengobati Kelainan Pada Sistem respirasi...............................26
F. Merokok dan Kesehatan.....................................................28
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................35
B. Saran.......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 36
LAMPIRAN......................................................................... 37.......
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem
Pernafasan
Gambar 2.2 Bagian
– bagian Hidung
Gambar 2.3 Rongga
Hidung Bagian Dalam
Gambar 2.4 Faring
Gambar 2.5 Laring
Gambar 2.6 Trakea
Gambar 2.7 Bronkus
Gambar 2.8 Bronkiolus
Gambar 2.9 Paru
- paru
Gambar 2.10 Mekanisme
Pernafasan
Gambar 2.11 Sirkulasi
Pernafasan Dada
Gambar 2.12 Sirkulasi
Pernafasan Perut
ABSTRAK
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai struktur
dan fungsi yang berbeda – beda, di dalam struktur tersebut terdapat komponen –
komponen penyusun yang meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ. Secara
fungsional semua komponen itu mempunyai fungsinya masing – masing yang
tergabung dalam suatu sistem, dimana di
dalama sistem ini terdiri dari beberapa organ tubuh yang saling berhubungan
menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan seperti sistem pencernaan,
sistem refroduksi, sistem peredaran darah, sistem eksresi dan sistem respirasi.
Dalam hal ini
sistem respirasi merupakan salah satu proses yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, tanpa adanya respirasi manusi tidak akan mampu
bertahan hidup dan menjalankan berbagai macam aktifitas kesehariannya, terlebih
jika sistem pernapasan atau respirasi ini terganggu. Pentingya sistem
pernafasan atau respirasi sangat menunjang terhadap proses kerja sistem –
sistem lainnya yang membutuhkan oksigen.
Keywords : Manusia,
Oksigen, Respirasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Disekeliling kita melihat banyak makhluk hidup, misalnya
tumbuhan di halaman, ayam dan burung yang kita pelihara, serangga dengan suaranya
yang melengking, ikan yang berenang – renang di kolam, jamur tumbuh di kayu –
kayuan mati dan juga manusia. Semuanya
merupakan makhluk hidup yang
mempunyanyi struktur dan fungsi tubuh yang berbeda, dimana struktur tubuh
makhluk hidup itu mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda – beda satu sama
lainnya, sesuai dengan tugasnya masing – masing untuk mememnuhi kebutuhan
makhluk hidup tersebut.
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai struktur
dan fungsi yang berbeda – beda, di dalam struktur tersebut terdapat komponen –
komponen penyusun yang meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ. Secara
fungsional semua komponen itu mempunyai fungsinya masing – masing yang
tergabung dalam suatu sistem, dimana di
dalama sistem ini terdiri dari beberapa organ tubuh yang saling berhubungan
menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan seperti sistem pencernaan,
sistem refroduksi, sistem peredaran darah, sistem eksresi dan sistem respirasi.
Dalam hal ini sistem
respirasi merupakan salah satu proses yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia, tanpa adanya respirasi manusi tidak akan mampu bertahan hidup dan
menjalankan berbagai macam aktifitas kesehariannya, terlebih jika sistem
pernapasan atau respirasi ini terganggu. Pentingya sistem pernafasan atau respirasi
sangat menunjang terhadap proses kerja sistem – sistem lainnya yang membutuhkan
oksigen.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulan bahwa salah
satu faktor penunjang kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya manusia adalah dengan adanya oksigen dimana
oksigen ini di proses di dalam tubuh melalui proses sistem pencernaan atau respirasi.
B.
Rumusan
Masalah
Dari urain latar belakang tersebut maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan sistem respirasi ?
2.
Apa
saja alat – alat yang berperan dalam
sistem respirasi ?
3.
Bagaimana
mekanisme kerja sistem respirasi ?
4.
Apa
saja kelainan yang terdapat dalam sistem respirasi ?
5.
Bagaimana
cara megobati kelainan pada sistem respirasi ?
6. Bagaimana pengaruh asap rokok terhadap sistem respirasi ?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada di rumusan masalah, yaitu :
1.
Menjelaskan
sistem respirasi
2.
Menjelaskan
alat – alat yang berperan dalam sistem respirasi
3.
Menjelaskan
mekanisme kerja sistem refirasi
4.
Menjelaskan
kelainan yang terdapat dalam sistem respirasi
5.
Menjelaskan
mengenai cara mengobati kelainan pada sistem respirasi
6. Menjelasakan mengenai pengaruh asap rokok terhadap sistem
respirasi
D.
Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Biologi Umum dan menjelaskan kapada pembaca mengenai
sistem respirasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Respirasi
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara
makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya.
Secara umum pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen
bebas dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Di udara
banyak terkandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2,
dan H2O. Oksigen diperlukan
untuk pembakaran sari-sari makanan guna memperoleh energi melalui reaksi
Oksidasi Biologi. Jadi, pernapasan yang dilakukan oleh organisme bertujuan
untuk mengambil energi yang terkandung didalam makanan. Selain energi, oksidasi
biologi juga melepaskan karbon dioksida dan uap air sebagai produk akhirnya, sesuai
dengan reaksi berikut : C6H12O6 + 6O2 =>
6CO2 + 6H2O +
Energi.
1.
Hemoglobin,
Pertukaran Gas dan Persamaan Respirasi
a.
Hemoglobin
Hemoglobin
adalah pigmen respirasi yang berperan sebagai pembawa oksigen utama dalam
darah.
1)
Struktur
hemoglobin adalah molekul besar dengan berat molekul 6800.
a)
Setiap
molekul mengandung empat sub unit, dan setipa sub unit mengandung sebuah rantai
polipeptida dan besi yang mengandung gugus prostetis.
b)
Rantai
polipeptida terdidri atas rantai alpa atau beta setiap molekul hemoglobin
mengandung dua rantai alpa dan dua rantai beta. Masing- masing memiliki bagian
besi yang terkait
2)
Peingkat
pengikat setiap subunit dapat mengikat satu molekul olsigen. Jadi satu molekul
hemoglobin dapat mengikat empat molekul oksigen. Pengikat molekul oksigen
pertama menyebabkan pengikatan molekul oksigen berikutnya menjadi semakin mudah
dikenal sebagai kerjasama yang positif.
3)
Mioglobin
vs Hemoglobin
Meoglobin adalah figemen penyimpan oksigen yang ada di
jaringan otot. Perbedaan struktural utama mioglobin dan himoglobin adalah
mioglobin hanya memiliki sub unit yang mengandung satu gugus hem. Mioglobin
hanya dapat mengikat satu molekul oksigen sehingga tidak menunjukan kerjasama
positif
4)
Kurva
disosiasi hemoglobin – mioglobin. Kurva disosiasi menunjukan tekanan parsial
oksigen (PO2) pada sumbu X dan persentasi satu rasi hemoglobin atau
mioglobin pada sumbu Y. Udara di ruangan mrngandung kira – kira 150 mmHg
Osigen. Kurva untuk mioglobin berbentuk hiperbola, sedangkan kurva untuk
hemoglobin berbentuk sigmoid.
a.
Mioglobin
memiliki satu gugus hem dan hanya dapat mengikat satu molekul oksigen sehingga
dengan cepat menjadi jenuh oleh oksigen.
b.
Hemoglobin
lebih lambat mengambil oksigen pertamanya, dan pengikatan setiap molekul
oksigen berikutnya membuat pengikatan selanjutnya menjadi lebih mudah yaitu
kooperasi positif. Yang menyebabkan perbaikan dan bebtuk kurva menjadi sigmoit.
c.
Kedua
kurva mendatar pada saat pigmen telah penuh mengikat oksigen.
5)
Faktor
yang mempengaruhi kurva disosiasi. Apinitas oksigen pada hemoglobin adalah
labil. Apinitas dapat ditinggalkan dengan menurunkan suhu, peningkatan dasar,
atau kadar dipospogliserat yang rendah. Keadaan ini menyebabkan kurva disosiasi
hemohlobin oksigen bergeser ke kiri.
a.
Peningkatan
suhu menyebabkan bertambahnya kesulitan untuk memenuhi hemoglobin dengan
oksigen. Hemoglobin juga lebih mudah memberikan oksigen pada suhu tinggi. Pada
suhu tinggi, laju metabolisme meningkat dan kebutuhan oksigen ditingkat
jaringan lebih besar.
b.
Jika
konsentrasi karbon di oksida di tingkatkan, karbondioksida di ubah menjadi asam
karbonat dan pH darah menurun. Penurunan pH darah menyebabkan semakin sulit
memenuhi hemoglobin dengan oksigen dan membuat oksigen lebih mudah keluar ke
jaringan. Pengaruh pH pada aftinitas oksigen – hemoglobin disebut efek bohr.
Peningkatan pengeluaran oksigen oleh hemoglobin berguna sewaktu olahraga, stres
atau meningkatnya keasaman darah.
c.
Peningkatan
kadar DPG. Peningkatan produk metabolisme anaelob menurunkan afinitas
hemoglobin untuk oksigen dan meningkatkan pengeluaran oksigen ke jaringan DPG
dihasilkan pada metabolisme anaerob (glikolisis) dan memiliki efek langsung
pada hemoglobin. Kadar DPG meningkat pada kondisi anaerob oksigen dengan mudah
diserahkan hemoglobin. Hal ini lebih banyak membuat oksigen ditingkat jaringan
untuk metabolisme oksidatif
6)
Hemoglobin
janin. Janin memeliki hemoglobin sendiri, dan harus ada gaya pendorongnya agar
difusi oksigen dari sisi maternal plasenta ke sisi janin dapat berlangung.
Hemoglobin janin memiliki afinitas oksigen lebih tinggi daripada hemoglobin
dewasa. Hal ini memperbesar pemindah oksigen dari ibu ke janinnya. Jadi kurva
desosiasi oksigen-hemoglobin janin berada disebelah kiri kurva orang dewasa.
b.
Pertukaran
Gas
1.
Difusi.
Oksigen harus berdifusi dari lumen alfeolus kesel darah merah dan karbon
dioksida harus berdifusi dari sel darah merah atau pelasma ke alveolus
2.
Lapisan.
Udara harus berdifusi melelalui beberapa lapisan. Lapisan – lapisan ini ada
dalam tabel berikut dengan urutan struktru yang dilewati molekul gas :
a)
Selaput
permukaan alveolus (surfaktan)
b)
Lapisan
alveolus (membran)
c)
Lapisan
intertisial
d)
Lapisan
endotel kapiler
e)
Plasma
darah
f)
Dinding
sel darah merah (membran)
c.
Persamaan
untuk persamaan dan pengeluaran oksigen
1)
Reaksi
pada sel darah merah rangakaian reaksi penting berlangsugn di sel darah merah
a)
Ion
hidrogen berperan penting dalam pengisian dan pengosongan oksigen. Ion hidrogen
berkaitan pada hemoglobin untuk membentuk hemoglobin tidak terionisasi.
Hemeglobin berbentuk HHb di dalam sel darah merah ketika memasuki paru,
seawaktu sel darah merah mencapi alveolus, oksigen berdifusi melalui berbagai
lapisan untuk memasuk sel darah merah.
b)
Oksigen
selanjutnya berpindah ke HHb tempat oksigen bertukar tempat dengan ion hidrogen
dari hemoglobin dan berikatan dengan hemoglobin itu untuk membentuk HbO2.
c)
Ion
hidrogen yang digantikan berikatan dengan ion bikarbonat disitoplasma sel darah
merah dan terbentuk asam karbonat.
d)
Suatu
enzim disebut bikarbonat anhidrasi selanjutnya mengubah asam karbonat menjadi
CO2 dan H2 O. Karbon dioksida berdifusi keluar dari sel
darah merah.
2)
Reaksi
sebaliknya di jaringan
a)
HbO2
merupakan bentuk hemboglobin yang membawa oksigen ke jaringan.
b)
Dijaringan
CO2 dan H2 O hasil metabolisme oksidatif, berdifusi
kedalam sel darah merah. Karbonat anhidrasi mengubah keduanya menjadi asam
karbonat. Asam karbonat terurai menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat.
c)
Ion
hidrogen menggantikan ion oksigen dari HbO2 dan berikatan dangan Hb membentuk HHb.
d)
Ion
bikarbonat tetap berada di sitoplasma sel darah merah atau berdifusi keluar
dari plasma.
e)
Siklus
tersebut berulang dengan sendirinya bersaamaan dengan berpindahnya HHb ke paru
untuk mengambil lebih banyak oksigen serta mengeluarkan karbon dioksida dan
air.
B.
Alat
– alat Respirasi
Proses pernafasan pada manusia memiliki proses yang
sangat panjang, dimana proses pernafasan ini tersusun atas alat – alat
pernapasan diantaranya :
a) Hidung (rongga hidung)
Secara
anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata yang
mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan Hidung sebagai suatu
istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung
pada pesawat terbang.Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang
berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Gambar 2.1
Bagian- bagian hidung adalah :
1. Saraf pembau yg
terletak pada selaput lendir di rongga hidung atas, kerang hidung atas danpermukaan atas kerang
hidung tengah.
2. Selaput lender,
berfungsi untuk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup
3. Bulu – bulu hidung,
berfungsi utk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup.
Hidung merupakan alat indera manusia yang
menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga
hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Gambar 2.3
Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.Hidung menjadi jalan masuk utama oksigen dan keluarnya karbondioksida. Menjaga kesehatan hidung sama pentingnya dengan organ tubuh lainnya
Rongga hidung merupakan dua saluran sempit yang disangga oleh beberapa
tulang yang didalamnya terdapat selaput lendir dan rambut hidung yang memiliki
fungsi sebagai berikut :
a. menyaring debu dan kuman-kuman yang masuk
bersama udara.
b. menyesuaikan suhu udara dengan suhu badan.
c. mengatur kelembaban udara yang masuk.
b) Faring
Faring terletak
dibelakang rongga hidung dan mulut yang merupakan persimpangan antara jalan
makanan dan udara. Di persimpangan ini terdapat dua katup yaitu katup penutup
rongga hidung (anak tekak) dan katup pangkal tenggorok (epiglottis). Fungsi
dari paring sebagai alat pencernaan yang membawa makanan dari rongga mulut
hingga ke esopagus. Hubungan paring dengan rongga hidung dan laring ini
membuata faring menjadi cukup penting dalam produksi suara, serta memungkinkan
manusia untuk bernfas menggunakan mulut serta jika diperulkan secara medis
memasukan makanan melalui hidung.
Gambar 2.4
Faring
terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Naso faring, terletak di belakang hidung dimana terdapat
tuba eustachius, kelenjar adenoid
2. Faring oralis, terletak di belakang mulut, terdapat tonil
(amandel)
3. Faring laringeal, merupakan bagian terendah dari faring
yang terletak di baigan laring
c)
Laring
(pangkal tenggorok)
Laring terletak diantara faring dan trakea.
Laring tersusun atas katup pangkal tenggorok (epiglotis), perisai tulang
rawan dan gelang-gelang tulang rawan yang membentuk jakun. Di dalam laring terdapat pita suara yang
dapat bergetar menghasilkan suara.
Gambar 2.5
Laring berada di depan paring yang menuju ke esopagus dan
secara vertikal laring terdapat di adntara trakea dan akar lidah, pada bagain
atas dan depan dan leher. Titngkat vertikalnya bersesuaian dengan tulang
vertebra serfikal ke 4, ke 5, dan ke 6, tapi itu ditempatkan agak lebih tinggi
pada wanita dan juga selama masa kanak – kanak. Struktur laring umumnya terdiri
dari tulang rawan yang diikat oleh ligamen dan otot
d)
Trakea
(batang tenggorok)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang dibagian leher
dan rongga dada. Trakea berfungsi
sebagai tempat lewatnya udara. Epiglotis
akan turun menutupi saluran pernapasan saat berbicara, dan akan terangkat
sehingga saluran makanan akan terbuka saat menelan makanan. Kotoran, debu atau partikel-partikel asing
lainnya yang ikut terhirup dalam udara dapat ditahan dan dikeluarkan oleh
rambut-rambut halus berlendir (silia) pada dinding trakea.
Gambar 2.6
e)
Bronkus
Gambar 2.7
Bronkus merupakan cabang dari trakea. Cabang kiri menuju
paru-paru kiri dan cabang kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus juga memiliki
selaput yang berlendir dan rambut-rambut getar. Bronkus bercabang tiga menuju
paru-paru kanan dan bercabang dua menuju paru-paru kiri. Setiap cabang akan
bercabang lagi membentuk saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Bagian ujung dari bronkiolus berakhir pada
gelembung paru-paru yang dinamakan alveolus.
f) Bronkiolus
Gambar
2.8
Bagian distal saluran udara intrapulmonar adalah
bronkiolus. Bronkiolus terdiri dari epitel (stratified columnar ephitelium),
otot polos, sedikit jaringan ikat dan tidak memiliki tulang rawan (Dellmann
& Brown, 1992 dalam Widodo, 2006). Bronkiolus dianggap sebagai saluran
penghantar bergaris tengah 1 mm atau kurang. Bronkiolus mempunyai ciri tidak
mengandung tulang rawan, kelenjar, dan kelenjar limfa. Lamina propria terutama
tersusun oleh berkas otot polos serta serat-serat elastis. Epitel-epitel yang
membatasi bronkiolus besar merupakan epitel silindris bersilia dengan sedikit
sel goblet, pada bronkiolus kecil, sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan
sel kuboid atau silindris rendah. Diantara sel-sel itu, tersebar sejumlah sel
silindris berbentuk kubah tak bersilia. Sel-sel ini disebut sel bronkiolar atau
sel clara. Fungsi sel ini tidak diketahui, diduga ikut berperan terhadap
pembentukan cairan bronkiolar. Sel-sel ini juga mengeluarkan sejumlah kecil
surfaktan. Pada bronkiolus terminalis, epitelnya tampak mempunyai sel-sel
bersilia di sana-sini diantara sel-sel kuboid tak bersilia. Banyaknya jaringan
elastis pada dinding bronkiolus dan di seluruh jaringan pernapasan, umumnya
memungkinkan paru-paru mengembang pada inspirasi dan pilinan serat elastis
membantu kontraksi paru saat ekspirasi (Tambajong, 1995).
Fungsi bronkiolus adalah menyalurkan udara dari bronkus
ke alveoli, dan untuk mengontrol jumlah udara yang di distribusikan melalui
paru – paru dengan kontriksi dan dilatasi.
g) Paru-paru
Gambar 2.9
Paru-paru merupakan tempat terjadinya penyerapan oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida yang terletak dirongga dada di atas
diafragma. Paru-paru terdiri dari dari
dua bagian, bagian kanan yang terdiri dari 3 gelambir dan bagian kiri 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yang
disebut pleura. Di dalam paru-paru tepatnya
di ujung bronkiolus terdapat alveoli yang merupakan tempat pengisapan oksigen
dan pengeluaran karbon dioksida. Pulmo
(paru-paru) adalah salah satu organ yang berbentuk kantung dan merupakan
kumpulan banyak rongga udara yang kecil. Fungsi utama organ ini adalah untuk
mencukupi kebutuhan oksigen yang digunakan di dalam tubuh dan untuk
mengeluarkan karbondioksida, yang merupakan sisa pembakaran tubuh. (Akoso, 2000
dalam Anindyajati, 2007). Tiap paru-paru
melekat pada jantung dan trakhea melalui radix pulmonis dan ligamentum
pulmonale. Paru-paru sehat selalu berisi udara dan akan mengapung bila
dimasukkan ke dalam air. Paru-paru dari fetus atau bayi baru lahir berwarna
agak kemerahan dan lunak. Bila bayi belum bernapas maka paru-paru tidak akan
mengapung di dalam air tetapi akan tenggelam. Paru-paru orang dewasa mempunyai
permukaan yang berwarna lebih gelap dan sering ada bercak-bercak yang
disebabkan oleh penimbunan partikel debu yang terisap (Wibowo & Paryana,
2009).
Paru-paru dapat dibagi menjadi sistem penyalur udara
intrapulmonar, parenkim/sistem respirasi, dan pleura. Sistem penyalur udara
intrapulmonar (bronchus dan bronkhiolus), menempati sekitar 6% dari paru-paru.
Parenkim (sistem respirasi atau daerah pertukaran gas, terdiri dari duktus
alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli) mencakup 85% dari seluruh paru-paru.
Paru-paru dibalut oleh jaringan ikat dan sel-sel mesotel membentuk pleura
viseral. Pleura, pembuluh darah, syaraf dan bronkhiolus menempati sekitar
9%-10% dari total paru-paru. Pada paru-paru yang menggembung, (parenkim
menempati 85%), terdapat 70% rongga udara dan 30% merupakan jaringan tempat
pertukaran gas yang mengelilingi rongga udara. Jaringan ini mencakup epitel,
beberapa jaringan ikat, arteriola dan venula, serta jalinan kapiler paru-paru
(Irvin, 2003).
Tempat terjadinya pertukaran gas disebut barier
darah-udara (air-blood barrier), yang merupakan permukaan luas dengan jalinan
kapiler di satu sisi dan udara pada sisi lain. Pertukaran gas umumnya terjadi
pada kedua belah sisi septa jaringan yang memisahkan alveolus/septa
interalveolaris. Saluran udara dalam parenkim diatur dalam unit asinus/unit
respiratori terminalis merupakan unit fungsional dari daerah pertukaran gas
(Vanwye, 1993 dalam Widodo, 2006
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru.;
Debu,
aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan saluran
pernapasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan paru adalah kebiasaan
merokok, keturunan, perokok pasif , polusi udara dan riwayat infeksi pernapasan
sewaktu kecil. Umur merupakan salah satu yang mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan
paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat memperburuk
dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan, mengungkapkan
bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Semakin bertambahnya
umur maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh. Menurut Rosbinawati (2002)
ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan gejala gangguan
pernapasan. Faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit dan gangguan
kesehatan.
Hal ini merupakan konsekuensi adanya hubungan
faktor umur dengan potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu sumber
infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologis berbagai
jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang. Bermacam-macam perubahan
biologis berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam bekerja. Masa kerja penting diketahui untuk melihat
lamanya seseorang terpajan degan debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil
penelitian Rosbinawati (2002) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara
masa kerja dengan gangguan pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang
semakin lama terpajan dengan debu, aerosol, dan gas iritan sehingga semakin
mengganggu kesehatan paru – paru.
Alat pelindung diri
adalah pelengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai
disini untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel-partikel berbahaya yang
ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.
Perlindungan
terhadap system pernapasan sangat diperlukan terutama bila tercemar partikel-partikel
berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun kimiawi. Alat yang
dipakai adalah masker, baik berupa dari kain, kertas wol, atau fiberglass.
C.
Mekanisme
Respirasi
1. Mekanisme
Pernapasan
Gambar 2.10
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu :
1. Menarik napas (inspirasi)
2. Menghembus napas (ekspirasi)
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak
reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh
pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat napasnya,
ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah dan
kekurangan oksigen dalam darah. Inspirasi merupakan proses aktif, disini
kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara
paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila
mulkulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut
datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah
dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara
stenum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada
membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka
tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Eksfirasai merupakan proses pasif yang tidak memerlukan
konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi apabila pada
suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus
interkoatalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil
kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi Bernafas terdiri
dari dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi merupakan proses
pemasukan oksigen kedalam tubuh. Ekspirasi merupakan proses pengeluaran
karbondioksida dari dalam tubuh. Mekanisme pernafasan ada dua macam, yaitu
pernafasan dada dan pernafasan perut.
a.
Pernafasan Dada
Gambar
2.11
Inspirasi terjadi
jika otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk dan dada
terangkat. Akibatnya, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan penurunan
tekanan udara diluar tubuh lebih besar, maka udara yang kaya oksigen masuk
kedalam tubuh. Ekspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berelaksasi
sehingga tulang-tulang rusuk dan dada turun kembali pada kedudukan semula.
Akibatnya rongga
dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara
didalam paru-paru. Kemudian udara yang kaya akan karbondioksida terdorong
keluar tubuh melalui hidung.
b.
Pernafasan Perut
Gambar 2.12
Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi
sehingga letaknya sedikit mendatar. Keadaan mengakibatkan rongga perut turun
kebawah, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan tekanan udara didalam
paru-paru mengecil. Akibatnya udara yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh. Ekspirasi
terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga letaknya kembali kedudukan
semula. Kondisi ini mengakibatkan rongga perut kembali ke posisi semula, rongga
dada mengecil, volume paru-paru
berkurang dan tekanan udara didalam
paru-paru membesar. Akibatnya, udara yang kaya karbondioksida keluar
tubuh.
2. Mekanisme Pertukaran O2 dan CO2
Oksigen berdifusi
dari alveolus kedalam darah. Hemoglobin (Hb) sel darah merah membentuk Oksihemoglobin.
Darah yang
mengandung oksigen ber warna merah jernih dan disebut darah bersih. Oksigen
diedarkan oleh darah keseluruh jaringan dan sel tubuh. Didalam sel tubuh, darah
melepaskan oksigen sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen
dilepaskan pada sel tubuh untuk digunakan pada proses respirasi. Respirasi
menghasilkan energi dan karbondioksida. Karbondioksida berdifusi dari jaringan
kadalam darah. Hemoglobin mengikat karbondioksida membentuk karbaminohemoglobin
dan selanjutnya dibawa ke paru-paru. Darah yang membawa karbondioksida berwarna merah keruh dsan
disebut darah kotor. Di paru-paru, karbondioksida berfungsi masuk ke alveolus.
Selanjutnya, karbondioksida dikeluarkan melalui saluran pernafasan.
3. Frekuensi Pernapasan
Orang normal bernafas 12-15 kali per menit. Frekuensi
bernafas dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktifitas dan usia. Wanita pada
umumnya memiliki volume paru-paru yang lebih kecil daripada pria,sehingga
frekuensi bernafasnya lebih banyak. Semakin cepat tubuh beraktifitas, semakin
cepat pula frekuensi bernafas kita. Berolahraga akan menaikkan frekuensi
bernafas kita. Karena semakin banyak otot bekerja, semakin banyak pula oksigen
yang dibutuhkan. Demikian pula menahan nafas beberapa saat akan membuat kita
terengah-tengah, sehingga frekuensi bernafas kita naik. Berada diruangan sempit
dan kekurangan oksigen juga akan membuat frekuensi bernafas kita bertambah
cepat dengan tujuan untuk memperoleh oksigen yang lebih banyak. Marah, takut,
dan terkejut juga akan meningkatkan
frekuensi bernafas kita. Selain itu, frekuensi bernafas juga bervariasi antar manusia. Bayi dan
balita memiliki frekuensi bernafas lebih banyak dibanding orang dewasa. Karena
pada bayi dan balita, volume paru-parunya relative kecil dan tubuh sedang
berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memilki frekuensi
bernafas lebih banyak karena kontraksi
otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehinnga udara
pernafasan lebih sedikit.
4.
Volume
Udara Pernapasan
Paru-paru orang dewasa
dapat memuat kira-kira 4,5 liter udara. Kemampuan paru-paru untuk
menampung udara disebut volume total
paru-paru. Jika kita bernafas normal, volume udara yang masuk ke paru-paru
dalam sekali inspirasi dan udara yang keluar dari paru-paru dalam sekali
ekspirasi kira-kira setengah liter. Volume udara setengah liter ini disebut
udara pernafasan (UP). Jika kita menarik nafas semaksimal mungkin (inspirasi
maksimum), sekitar 1,5 liter udara masuk paru-paru . Udara yang berjumlah satu
setengah liter ini, disebut udara komplementer. Jika kita menghembuskan nafas
semaksimal mungkin (ekspirasi maksimum), maka sekitar setengah liter udara
dikeluarkan dari tubuh dan udara ini disebut udara suplementer. Udara
pernafasan ditambah dengan udara suplementer dan. Komplementer disebut
kapasitas vital paru-paru dan berjumlah 3,5 liter. Tetapi di dalam paru-paru,
selalu tersisa satu liter udara yang disebut udara residu.
D.
Kelainan
pada sistem Respirasi
Pernafasan manusia
dapat terganggu karena adanya penyakit dan kelainan organ pernafasan. Penyakit
dan kelainan pernafasan dapat menyebabkan hipoksia, suatu kondisi dimana
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
penyakit pernafasan.
Secara umum
penyakit itu adalah :
1. Tuberculosis (TBC)
Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang
paru-paru sehingga terbentuk bintil-bintil
dalam alveolus
2. Pneumonia
Penyakit ini
memnyebabkan radang paru-paru dan disebabkan oleh bakteri Diploccus pneumonia.
Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga sulit
berdifusi mencapai darah.
3. Bronchitis
Penyakit ini
menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang disebabkan oleh virus. Penyakit
ini menyebabkan batuk berdahak.
4. Asma
Penyakit asma
berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar
bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan
mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut
penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini
disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan,
peradangan, rasa nyeri, pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di
paru-paru. Hal lain juga disebutkan bahwa Asma
adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan
bronkus terhadap bermacam – macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan
bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar –
kelenjar di mukosa bronchus. Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang
menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan
dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan, dan
iritasi pada saluran nafas di paru-paru dengan kata lain Asma adalah suatu
keadaan di mana terjadi penyempitan pada aliran nafas akibat dari rangsangan
tertentu(pemicu)sehingga menyebabkan peradangan dan menyebabkan sulitnya
bernafas dan berbunyi "ngik" setiap bernafas. Hal ini biasanya
mengurangi kualitas hidup seorang penderita karena bisa menyebabkan gampang
lelah dan gampang sakit.
Pada saat seseorang
penderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding saluran nafasnya akan
menyempit dan membengkak sehingga menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding
saluran nafas pun dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat menyebabkan
sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bahkan
dapat menyebabkan kematian.
Banyak kasus-kasus
penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis
pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya
pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta
pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita
penyakit asma. Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua
organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan
kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan
perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya, penyakit asma adalah penyakit yang
mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi
atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu
rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan
lain-lain. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau
kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa
diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar FKUI
menjelaskan, “penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit
keturunan.”
Penyakit Asma dapat disebabkan oleh :
A.
Faktor
Intrinsik
• Infeksi :
ü
virus
yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)
ü
bakteri,
misalnya pertusis dan streptokokkus
ü
jamur,
misalnya aspergillus
• cuaca:
perubahan
tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan
iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara emosional : takut,
cemas dan tegang aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.
• Aspek genetik
• Kemungkinan alergi
• Saluran napas yang memang mudah terangsang
• Jenis kelamin
• Ras/etnik
B. Faktor
lingkungan
1. Bahan-bahan di dalam ruangan :
- Tungau debu rumah
- Binatang, kecoa
2. Bahan-bahan di luar ruangan
- Tepung sari bunga
- Jamur
3. Makanan-makanan
tertentu, Bahan pengawet, penyedap,
pewarna makanan
4. Obat-obatan tertentu
5. Iritan (parfum,
bau-bauan merangsang, household spray )
6. Ekspresi emosi
yang berlebihan
7. Asap rokok dari
perokok aktif dan pasif
8. Polusi udara
dari luar dan dalam ruangan
9. Infeksi
saluran napas
10. Exercise
induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu.
11. Perubahan
cuaca
5. Pleuritis
Penyakit ini
menyebabkan pandangan pada selaput pembungkus paru-paru (pleura). Penyakit ini
dapat menyebabkan terdapatnya cairan berlebih pada pleura sehingga penderita
akan sesak napas.
6. Asfiksi
Penyakit ini
menyebabkan tergannggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh.
7. Kanker paru – paru
Kanker paru adalah
tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas atau efitel bronkus.
Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusk sel – sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada
efitel bronkus didahlui oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi
pada masa pra kaanker disebut meta plasia skuamosa yang ditandai dengan
perubahan bentuk efitel dan menghilangnya silia.
a. Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu :
1.
Mikroorganisme
pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis
2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan
atau kematian makrofag yang
menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan merangsang reaksi jaringan
3.
Partikel-partikel organic yang merespons
imun
4. Kelebihan beban system akibat paparan teru-menerus
terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas
terminal. Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh
partikel-partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan
sekresi mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik.
b. Tanda-tanda
dan Gejala Gangguan Pernapasan
Gangguan pada saluran pernapasan ditandai
dengan gejala-gejala, yaitu :
1)
Gejala
Lokal
a.
Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit
pernapasan. Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan
mekanik, kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil
merupakan penyebab paling sering dari batuk.
b.
Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam
saluran napas setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu
biasanya sputum yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
c.
Dispnea
Dispnea atau sesak
napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari penyakit
kardiopulmonar.
d.
Nyeri
Dada
Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas
dari penyakit paru adalah akibat radang pleura ( pleuritis). Umumnya pleuritis
terjadi mendadak, tetapi juga timbul secara bertahap.
2)
Gejala
Umum
Gejala-gejala yang disebut di atas bersifat setempat.
Beberapa penyakit memberi juga gejala umum, seperti suhu badan meninggi,
pusing, tidak suka makan, rasa lesu/lemah, keringat dingin dan sebagainya.
Masalah pernapasan pada pekerja di tempat pengolahan telah dikenal selama 2
dekade ini. Gejala-gejala dada akut seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan
iritasi saluran napas atas muncul pada saat kerja biasa.
E.
Cara
Mengobati Penyakit Pada Saluran Pernafasan
1.
TBC
Penyakit
TBC merupakan penyakit menular,penularannya ketika si penderita batuk
mengeluarkan dahak menular melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri .
bila sudah terkena penyakit ini kita harus segera meungkin mengobatinya. Namun
anda tidak perlu kawatir berukata akan diuraikan beberapa tanaman yang
dijadikan obat untuk megobati penyakit TBC. Antara lain :
a.
Bahan
– bahan
ü
Biji
bunga melati yang sudah kering
ü
5
lembar daun sembung
ü
Satu
ruas akar alang – alang
Caaranya rebuslah semua bahan tersebut dengan satu liter
air. Dan biarkan hingga setengahnya. Minumlah ramuan tersebut sehari dua kali
sebanyak seperempat gelas. Dan apabila tidak lekas sembuh maka bawalah ke rumah
sakit terdekat.
2.
Asma
Pengobatan
asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan
farmakologik.
1. Penobatan non farmakologik
a) Penyuluhan Penyuluhan ini ditujukan pada
peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara
sadar menghindari faktor- faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar
dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b) Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada
lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus,
termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c) Fisioterapi Fisioterpi dapat
digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan
drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
2. Pengobatan farmakologik
a) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara
semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah
metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b) Metil
Xantin Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada
orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
c)
Kortikosteroid Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon
yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol (
beclometason dipropinate ) dengan disis 800
empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama
mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi
dengan ketat.
d) Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya
berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari. e)
Ketotifen Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
e) Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya
dapat diberikan secara oral.
3.
Pengobatan
selama serangan status asthmatikus
a) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal
kanul
c) Aminophilin
bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rlatau
D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f) Antibiotik spektrum luas.
F. Merokok dan
Kesehatan
Merokok sangat disadari dapat mengganggu kesehatan.
Banyak penyakit yang timbul akibat kebiasaan merokok, baik secara langsung
maupun tidak langsung (Tandra, 2003).
Kebiasaan merokok bukan saja merugikan perokok, tetapi juga bagi orang
di sekitarnya yang menghisap asap rokok (Yapri, 2001 dalam Intania, 2006). Kini
semakin banyak yang diteliti dan dilaporkan tentang pengaruh buruk rokok antara
lain mengakibatkan impotensi, menurunnya daya tahan tubuh individu, mudah
mengidap penyakit virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain (Dahuri,
2005 dalam Intania, 2006). Negara Indonesia pada saat sekarang ini akan
terlihat bahwa makin banyak orang yang merokok. Pada saat ini saja Indonesia
termasuk lima besar konsumen rokok di dunia (Tandra, 2003).
Irawan (2009), mendefinisikan kebiasaan merokok sebagai
perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus
rokok per hari, dengan tambahan adanya distres yang disebabkan oleh kebutuhan
akan tembakau secara berulang-ulang. Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan
merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hyperthropy)
dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan
saluran napas.
Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel
radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran
napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru
dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya
penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru, bronkitis
kronis, dan asma (Hans, 2003 dalam Irawan 2009). Penurunan fungsi paru akan
mulai terlihat pada lama pernapasan yang terjadi pada 2 tahun dan seterusnya
akibat debu dan kebiasaan merokok (Hermianto, 1998 dalam Irawan 2009)
Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah,
memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, menganggu irama jantung. Nikotin
dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh
darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah
koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin, merupakan alkaloid
yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi. Kandungan nikotin, gas
CO, radikal bebas dan zat-zat tersebut dapat merusak lapisan endotel dalam
pembuluh darah. Apabila terbentuk suatu plak dalam pembuluh darah, dapat
menjadi suatu proses awal terjadinya arterosklerosis yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit kardiovaskuler. Sehingga dalam diri perokok tidak hanya saja
beresiko terjadi gangguan paru-paru tetapi juga beresiko terhadap gangguan
jantung dan pembuluh darah, di mana hal ini akan berakibat pada penurunan
kinerja jantung paru.
Penurunan daya tahan jantung paru akan berakibat pada
penurunan kebugaran jasmani. Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity
merupakan komponen terpenting dari kebugaran jasmani. Seseorang dengan
kapasitas aerobik yang baik, memiliki jantung yang efisien, paru- paru yang
efektif, peredaran darah yang baik pula, yang dapat mensuplai otot-otot sehingga
yang bersangkutan mampu bekerja secara terus-menerus tanpa mengalami kelelahan
yang berlebihan (Irawan, 2009).
1.
Kandungan Tembakau
Tembakau dapat dihirup melalui rokok atau dikunyah, dan
nikotin dapat keluar dari tembakau pada proses itu. Pada daun tembakau segar,
nikotin terikat pada asam organik dan tetap terikat pada asam itu bila daun
dikeringkan perlahan-lahan. Selain mengandung nikotin, asap rokok mengandung
senyawa pirimidin, amoniak, karbon dioksida, karbon monoksida, asam organik,
keton, aldehid dan tar. Semua zat tersebut bersifat mengganggu membran
berlendir yang terdapat pada mulut dan saluran pernapasan. Kecuali getah
tembakau yang terdapat dalam asap tembakau, pengaruh tembakau hampir seluruhnya
bergantung pada kadar nikotinnya. Nikotin adalah cairan bening yang menjadi
kecoklatan jika terpapar udara. Nikotin dapat masuk ke dalam tubuh melalui
paru-paru dan saluran pencernaan jika zat tersebut tercampur air liur dan
tertelan. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh, 5-15%nya akan keluar lagi bersama
urin tanpa mengalami perubahan, sisanya diubah dalam tubuh menjadi senyawa
sederhana dan mungkin sekali mengalami dekomposisi di dalam hati. Jika asap
rokok dihirup dalam-dalam, jumlah nikotin yang terisap dan kemudian dikeluarkan
bersama urin jumlahnya akan meningkat (Pratiwi et al., 2004).
2.
Bahan Pokok dalam Asap Rokok
Asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang
tinggi. Dalam satu kali hisapan rokok saja diperkirakan terdapat sebanyak 1.014
molekul radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Yueniwati & Ali, 2004
dalam Intania, 2006). Selain mengandung radikal bebas, asap rokok juga memiliki
satu atau lebih elektron bebas. Elektron bebas ini akan mencari pasangan
elektronnya supaya susunan atomnya stabil, jika asap rokok ini masuk ke dalam
saluran napas maka asap rokok ini akan mencari dan mengambil elektron yang
berasal dari saluran napas, misalnya dari epitel bronkus, akibatnya timbul
proses inflamasi. Epitel yang rusak akan mengalami proses regenerasi, namun
diganti dengan jaringan ikat sehingga terjadilah proses fibrosis (Guyatt, 1970
dalam Santoso et al., 2004).
Asap rokok terdiri atas asap utama (main stream smoke)
dan asap sampingan (side stream smoke). Asap utama adalah asap tembakau yang
dihirup langsung oleh perokok tersebut, sedangkan asap sampingan adalah asap
yang disebarkan ke udara bebas dan asap inilah yang akan dihirup oleh orang
lain atau yang disebut sebagai perokok pasif (Tandra, 2003).
Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang
dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan penyakit
jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi
seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis, dan pneumonia.
Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran hidung bagi orang yang
berada di sekitarnya. Pengaruh lingkungan asap tembakau dan kebiasaan ibu hamil
merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anaknya bahkan sebelum anak
dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang merokok selama hamil dan bayi yang
hidup di lingkungan asap rokok mempunyai resiko kematian yang sama (Susanna et
al., 2003). Menurut Andrews (2010), wanita yang merokok selama kehamilan dapat
membuat janin perempuan mereka mengalami penurunan fertilitas dan menopause
dini, dan membuat janin laki-laki mereka berisiko tinggi mengalami kelainan
sperma dan kemungkinan penurunan fertilitas pada generasi mereka
selanjutnya.
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia antara
lain nikotin, CO, NO, HCN, NH4, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane,
benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, ortokresol, perilen, dan lain-lain.
Selain komponen gas, terdapat pula komponen padat atau partikel yang terdiri
dari nikotin dan tar (Aditama, 2001 dalam Intania, 2006). Komponen asap rokok
seperti nikotin, tar, hidrokarbon dapat memicu terbentuknya radikal bebas pada
berbagai sel tubuh, dan dapat menyebabkan terjadinya reaksi rantai yang dapat
menyebar ke seluruh sel.
Radikal bebas adalah salah satu produk reaksi kimia dalam
tubuh, dimana senyawa kimia ini sangat reaktif dan mengandung unpaired elektron
pada orbital luarnya sehingga sebagian besar radikal bebas bersifat tidak
stabil (Setijowati et al., 1998 dalam Intania, 2006).
3. Nikotin
Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan
dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi
pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin,
merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi
(Irawan, 2009). Dalam jumlah yang besar, yaitu sekitar 20-50 mg nikotin dapat
menyebabkan pernapasan terhenti, sedangkan dalam jumlah kecil mempunyai
pengaruh menenangkan, tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan.
Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung, hingga
pekerjaan jantung lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan
(Pratiwi et al., 2004).
Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat adiktif, dan
mempengaruhi otak dan sistem saraf. Efek jangka panjang penggunaan nikotin akan
menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu
membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mendapatkan tingkat
kepuasan (Irawan, 2009). Bagi orang-orang yang bukan perokok atau tidak biasa
merokok, menghisap 1-2 mg nikotin saja sudah menyebabkan rasa pusing, sakit
kepala, mual dan muntah, berkeringat dan terasa sakit pada daerah lambung
(Pratiwi et al., 2004)
4.
Karbon
Monoksida
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau.
Daya afinitas Hb (Haemoglobin) darah terhadap karbon monoksida lebih kuat
dibandingkan dengan oksigen, akibatnya oksigen tersingkir dan tidak dapat
digunakan oleh tubuh. Efek selanjutnya adalah bahwa jaringan pembuluh darah
akan menyempit dan mengeras akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh
darah (Pratiwi et al, 2004).
Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di
otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari
pada wanita hamil.kekurangan oksigen karena CO (karbon monoksida) (Irawan,
2009). Satu rokok yang dibakar mengandung 3-6% CO (karbon monoksida). Gabungan
CO dengan nikotin dapat mengakibatkan para perokok menderita penyakit
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah (Pratiwi et al., 2004).
5.
Tar
Tar adalah zat kimia yang dianggap sebagai penyebab
terjadinya kanker dan menganggu mekanisme alami pembersih paru-paru, sehingga
banyak polusi udara tertinggal menempel di paru-paru dan saluran bronchial. Tar
dapat membuat sistem pernapasan terganggu salah satu gejalanya adalah
pembengkakan selaput mucus (Irawan, 2009). Pada saat rokok dihisap, tar masuk
ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan
membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan
paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok (Safitri,
2010). Tar merupakan komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa
sesudah nikotin dan tetesan-tetesan cairannya dihilangkan. Sebatang rokok
menghasilkan 10-30 mg tar. Kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker (Pratiwi et al., 2004).
6.
Rokok Elektrik
Orang beranggapan selama ini menyatakan bahwa rokok
elektrik lebih sehat daripada rokok biasa ternyata anggapan ini salah. Kepala
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjelaskan, rokok
elektrik sama berbahayanya dengan rokok yang dibakar biasa. Kandungan propelin
glikol, dieter glikol dan gliserin sebagai pelarut nikotin ternyata dapat
menyebabkan penyakit kanker. Mungkin saja orang beranggapan bahwa rokok
elektrik hanya mengandung nikotin, dan kalau rokok biasa ada bahan-bahan
lainnya.
Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik adalah
nikotin cair dengan bahan pelarut propelin glikol, dieter glikol ataupun
gliserin, dan jika nikotin dipanaskan bersamaan dengan bahan-bahan ini akan
menghasilkan senyawa nitrosamine, senyawa inilah yang dapat menyebabkan
penyakit kanker (Jefrey, 2010).
Electronic cigarette atau e-cigarette adalah produk rokok
elektronik yang beroperasi dengan menggunakan baterai (Gambar 2 dan 3) dan
baterai pada rokok elektrik merupakan suatu baterai yang dapat diisi ulang
(Westenberger, 2009). Pada saat dioperasikan, akan timbul panas yang dihasilkan dari
tenaga baterai yang kemudian akan memanaskan sejumlah cairan yang tersimpan di
dalam cartridge untuk menghasilkan asap yang dihisap oleh pengguna atau perokok
(Woolsheid & Kremzer, 2009).
Menurut
Westenberger (2009), cartridge pada rokok elektrik berisi nikotin sintetik yang
terlarut dalam propelin glikol, air, dan zat pemberi rasa. Selain itu, terdapat
pula bahan tambahan diethilen glokil (komponen anti pembekuan dan bersifat
toksik pada manusia) dan nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Beberapa bahan
yang merupakan komponen spesifik tembakau yang bersifat berbahaya bagi manusia
yaitu anabasine, myosamine, dan beta-nycotyrine juga dideteksi terdapat pada
kandungan rokok elektrik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Respirasi adalah kegiatan menghirup udara yang mengandung oksigen ( O2)
dan pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) mengeluarkan udara.
Alat-alat respirasi
2.
Hidung:
Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernafasan . Udara masuk
melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat
rambut hidung dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk agar
bebas dari debu dan kuman.
3.
Tenggorokan:
Tenggorokan Tenggorokan merupakan saluran pernapasan penghubung antara
hidung dan paru-paru dengan panjang 9 cm. Dalam tenggorokan terdapat bulu-bulu
halus yang berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke
tenggorokan .
4.
Paru-paru:
Paru-paru terdiri dari paru-paru kiri dan kanan merupkan tempat terakhir
dalam proses pernapasan manusia . Dalam paru-paru terjadi proses pertukaran O2
dan CO2 tepatnya pada alveolus.
1.
Macam-macam respirasi :
Pernapasan Dada ketika udara masuk paru-paru megembang
, diafragmaberkontraksi , dan rongga dada mengembang dan ketika udara keluar
paru-paru mengempis , diafragma mengerut , dan rongga dada turun . Pernapsan
Perut Ketika udara masuk perut mengembang dan ketika udara keluar perut
mengerut Kembali
2.
Gangguan-gangguan pada alat respirasi:
Gangguan
pernapasan disebabkan oleh kuman dan polusi.
B. Saran
Setelah
kita mengkaji materi tentang sIstem respirasi pada manusia, setidaknya kita
telah mengetahui apa itu respirasi, jenis-jenis respirasi dan gangguan pada
respirasi,oleh karena itu diharapkan kepada penulis dan pembaca agar mampu
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dari makalah in
DAFTAR
PUSTAKA
Suharsono & Mustofa Popo Kamil, 2014 Bahan
Ajar Biologi Umum, Tasikamalaya,
Universitas Siliwangi.
Arsyad hadjah, 2013 Pernafasan
Dada dan Perut [online], Tersedia http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/10/faring.html
faringhttp://biokell.blogspot.com/2011/11/menghafal-cepat-mekanisme-pernapasan.html
Anonim, Sistem
Pernafasan Pada Manusia dan Pengaruh Rokok.[online], Tersedia http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38873/4/Chapter%20ll.pdf
Anonim, Anatomi
Organ Tubuh Manusia.[online], Tersedia ;
http://kelstudio.blogspot.com/2014/10/laring.html
Sidyanti pengertein
dan fungsi bronkiolus [online], Tersedia; http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-bronkiolus.html
LAMPIRAN – LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar