Rabu, 22 April 2015

makalah tentang sistem respirasi

SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA
Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi






Oleh:
                                            Riswandi Maulana                    142154034


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014















KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusnan makalah yang berjudul “Sistem Respirasi pada Manusia”.
Penulisan makalah ini tiada lain bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi umum Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari  masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus disempurnakan baik itu dalam sistematika penulisan dan isi makalah, mengingat kemampuan penulis yang masih rendah serta masih dalam tahap belajar, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak atas kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Penulis juga menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini khususnya kepada :
1.      Kepada Bapak Suharsono M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Biologi Umum
2.      Kepada Bapak Popo Mustafa Kamil M.Pd, selaku Asisten Dosen mata kuliah Biologi Umum
3.      Secara khusus penulis sampaikan kepada keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan makalah ini
4.      Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan arahan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas dengan imbalan yang setimpal, kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dorongan dan arahan. Dan semoga semua ini bisa menjadi ibadah, amiin yaa robbal‘alamiin.

         Tasikmalaya, 3 Desember 2014

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
A.    Latar Belakang…................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...........................................................................2
C.     Tujuan …............................................................................................2
D.    Kegunaan............................................................................................2
BAB II  PEMBAHASAN....................................................... 3
A.    Pengertian Respirasi.................................................................3
B.     Alat – alat Respirasi............................................................................7
C.     Mekanisme Kerja Sistem Respirasi­...................................................16
D.    Kelainan Yang Terdapat dalam Sistem Respirasi.............................20
E.     Cara Mengobati Kelainan Pada Sistem respirasi...............................26
F.      Merokok dan Kesehatan.....................................................28
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan.................................................................................35
B.     Saran.......................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 36
LAMPIRAN......................................................................... 37.......



DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1                    Sistem Pernafasan
Gambar 2.2          Bagian – bagian Hidung
Gambar 2.3          Rongga Hidung Bagian Dalam
Gambar 2.4          Faring
Gambar 2.5          Laring
Gambar 2.6          Trakea
Gambar 2.7          Bronkus
Gambar 2.8                    Bronkiolus
Gambar 2.9                    Paru - paru
Gambar 2.10        Mekanisme Pernafasan
Gambar 2.11        Sirkulasi Pernafasan Dada
Gambar 2.12        Sirkulasi Pernafasan Perut




ABSTRAK
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda – beda, di dalam struktur tersebut terdapat komponen – komponen penyusun yang meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ. Secara fungsional semua komponen itu mempunyai fungsinya masing – masing yang tergabung  dalam suatu sistem, dimana di dalama sistem ini terdiri dari beberapa organ tubuh yang saling berhubungan menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan seperti sistem pencernaan, sistem refroduksi, sistem peredaran darah, sistem eksresi dan sistem respirasi.
 Dalam hal ini sistem respirasi merupakan salah satu proses yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa adanya respirasi manusi tidak akan mampu bertahan hidup dan menjalankan berbagai macam aktifitas kesehariannya, terlebih jika sistem pernapasan atau respirasi ini terganggu. Pentingya sistem pernafasan atau respirasi sangat menunjang terhadap proses kerja sistem – sistem lainnya yang membutuhkan oksigen.
Keywords : Manusia, Oksigen, Respirasi






BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Disekeliling kita melihat banyak makhluk hidup, misalnya tumbuhan di halaman, ayam dan burung yang kita pelihara, serangga dengan suaranya yang melengking, ikan yang berenang – renang di kolam, jamur tumbuh di kayu – kayuan mati dan juga manusia. Semuanya  merupakan makhluk hidup  yang mempunyanyi struktur dan fungsi tubuh yang berbeda, dimana struktur tubuh makhluk hidup itu mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda – beda satu sama lainnya, sesuai dengan tugasnya masing – masing untuk mememnuhi kebutuhan makhluk hidup tersebut.
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda – beda, di dalam struktur tersebut terdapat komponen – komponen penyusun yang meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ. Secara fungsional semua komponen itu mempunyai fungsinya masing – masing yang tergabung  dalam suatu sistem, dimana di dalama sistem ini terdiri dari beberapa organ tubuh yang saling berhubungan menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan seperti sistem pencernaan, sistem refroduksi, sistem peredaran darah, sistem eksresi dan sistem respirasi.
 Dalam hal ini sistem respirasi merupakan salah satu proses yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa adanya respirasi manusi tidak akan mampu bertahan hidup dan menjalankan berbagai macam aktifitas kesehariannya, terlebih jika sistem pernapasan atau respirasi ini terganggu. Pentingya sistem pernafasan atau respirasi sangat menunjang terhadap proses kerja sistem – sistem lainnya yang membutuhkan oksigen.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulan bahwa salah satu faktor penunjang kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya  manusia adalah dengan adanya oksigen dimana oksigen ini di proses di dalam tubuh melalui proses sistem pencernaan atau respirasi.


B.     Rumusan Masalah
Dari urain latar belakang tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi ?
2.      Apa saja alat – alat  yang berperan dalam sistem respirasi ?
3.      Bagaimana mekanisme kerja sistem respirasi ?
4.      Apa saja kelainan yang terdapat dalam sistem respirasi ?
5.      Bagaimana cara megobati kelainan pada sistem respirasi ?
6.      Bagaimana pengaruh asap rokok terhadap sistem respirasi ?

C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada di rumusan masalah, yaitu :
1.      Menjelaskan sistem respirasi
2.      Menjelaskan alat – alat  yang berperan dalam sistem respirasi
3.      Menjelaskan mekanisme kerja sistem refirasi
4.      Menjelaskan kelainan yang terdapat dalam sistem respirasi
5.      Menjelaskan mengenai cara mengobati kelainan pada sistem respirasi
6.      Menjelasakan mengenai pengaruh asap rokok terhadap sistem respirasi

D.    Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum dan menjelaskan kapada pembaca mengenai sistem respirasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Respirasi
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya.  Secara umum pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen bebas dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Di udara banyak terkandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, dan H2O.  Oksigen diperlukan untuk pembakaran sari-sari makanan guna memperoleh energi melalui reaksi Oksidasi Biologi. Jadi, pernapasan yang dilakukan oleh organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung didalam makanan. Selain energi, oksidasi biologi juga melepaskan karbon dioksida dan uap air sebagai produk akhirnya, sesuai dengan reaksi berikut : C6H12O6  +  6O2   =>   6CO2    +     6H2O    +   Energi.
1.      Hemoglobin, Pertukaran Gas dan Persamaan Respirasi
a.       Hemoglobin
Hemoglobin adalah pigmen respirasi yang berperan sebagai pembawa oksigen utama dalam darah.
1)      Struktur hemoglobin adalah molekul besar dengan berat molekul 6800.
a)      Setiap molekul mengandung empat sub unit, dan setipa sub unit mengandung sebuah rantai polipeptida dan besi yang mengandung gugus prostetis.
b)      Rantai polipeptida terdidri atas rantai alpa atau beta setiap molekul hemoglobin mengandung dua rantai alpa dan dua rantai beta. Masing- masing memiliki bagian besi yang terkait
2)      Peingkat pengikat setiap subunit dapat mengikat satu molekul olsigen. Jadi satu molekul hemoglobin dapat mengikat empat molekul oksigen. Pengikat molekul oksigen pertama menyebabkan pengikatan molekul oksigen berikutnya menjadi semakin mudah dikenal sebagai kerjasama yang positif.

3)      Mioglobin vs Hemoglobin
Meoglobin adalah figemen penyimpan oksigen yang ada di jaringan otot. Perbedaan struktural utama mioglobin dan himoglobin adalah mioglobin hanya memiliki sub unit yang mengandung satu gugus hem. Mioglobin hanya dapat mengikat satu molekul oksigen sehingga tidak menunjukan kerjasama positif
4)      Kurva disosiasi hemoglobin – mioglobin. Kurva disosiasi menunjukan tekanan parsial oksigen (PO2) pada sumbu X dan persentasi satu rasi hemoglobin atau mioglobin pada sumbu Y. Udara di ruangan mrngandung kira – kira 150 mmHg Osigen. Kurva untuk mioglobin berbentuk hiperbola, sedangkan kurva untuk hemoglobin berbentuk sigmoid.
a.       Mioglobin memiliki satu gugus hem dan hanya dapat mengikat satu molekul oksigen sehingga dengan cepat menjadi jenuh oleh oksigen.
b.      Hemoglobin lebih lambat mengambil oksigen pertamanya, dan pengikatan setiap molekul oksigen berikutnya membuat pengikatan selanjutnya menjadi lebih mudah yaitu kooperasi positif. Yang menyebabkan perbaikan dan bebtuk kurva menjadi sigmoit.
c.       Kedua kurva mendatar pada saat pigmen telah penuh mengikat oksigen.
5)      Faktor yang mempengaruhi kurva disosiasi. Apinitas oksigen pada hemoglobin adalah labil. Apinitas dapat ditinggalkan dengan menurunkan suhu, peningkatan dasar, atau kadar dipospogliserat yang rendah. Keadaan ini menyebabkan kurva disosiasi hemohlobin oksigen bergeser ke kiri.
a.       Peningkatan suhu menyebabkan bertambahnya kesulitan untuk memenuhi hemoglobin dengan oksigen. Hemoglobin juga lebih mudah memberikan oksigen pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi, laju metabolisme meningkat dan kebutuhan oksigen ditingkat jaringan lebih besar.
b.      Jika konsentrasi karbon di oksida di tingkatkan, karbondioksida di ubah menjadi asam karbonat dan pH darah menurun. Penurunan pH darah menyebabkan semakin sulit memenuhi hemoglobin dengan oksigen dan membuat oksigen lebih mudah keluar ke jaringan. Pengaruh pH pada aftinitas oksigen – hemoglobin disebut efek bohr. Peningkatan pengeluaran oksigen oleh hemoglobin berguna sewaktu olahraga, stres atau meningkatnya keasaman darah.
c.       Peningkatan kadar DPG. Peningkatan produk metabolisme anaelob menurunkan afinitas hemoglobin untuk oksigen dan meningkatkan pengeluaran oksigen ke jaringan DPG dihasilkan pada metabolisme anaerob (glikolisis) dan memiliki efek langsung pada hemoglobin. Kadar DPG meningkat pada kondisi anaerob oksigen dengan mudah diserahkan hemoglobin. Hal ini lebih banyak membuat oksigen ditingkat jaringan untuk metabolisme oksidatif
6)      Hemoglobin janin. Janin memeliki hemoglobin sendiri, dan harus ada gaya pendorongnya agar difusi oksigen dari sisi maternal plasenta ke sisi janin dapat berlangung. Hemoglobin janin memiliki afinitas oksigen lebih tinggi daripada hemoglobin dewasa. Hal ini memperbesar pemindah oksigen dari ibu ke janinnya. Jadi kurva desosiasi oksigen-hemoglobin janin berada disebelah kiri kurva orang dewasa.
b.      Pertukaran Gas
1.      Difusi. Oksigen harus berdifusi dari lumen alfeolus kesel darah merah dan karbon dioksida harus berdifusi dari sel darah merah atau pelasma ke alveolus
2.      Lapisan. Udara harus berdifusi melelalui beberapa lapisan. Lapisan – lapisan ini ada dalam tabel berikut dengan urutan struktru yang dilewati molekul gas :
a)      Selaput permukaan alveolus (surfaktan)
b)      Lapisan alveolus (membran)
c)      Lapisan intertisial
d)     Lapisan endotel kapiler
e)      Plasma darah
f)       Dinding sel darah merah  (membran)
c.       Persamaan untuk persamaan dan pengeluaran oksigen
1)      Reaksi pada sel darah merah rangakaian reaksi penting berlangsugn di sel darah merah
a)      Ion hidrogen berperan penting dalam pengisian dan pengosongan oksigen. Ion hidrogen berkaitan pada hemoglobin untuk membentuk hemoglobin tidak terionisasi. Hemeglobin berbentuk HHb di dalam sel darah merah ketika memasuki paru, seawaktu sel darah merah mencapi alveolus, oksigen berdifusi melalui berbagai lapisan untuk memasuk sel darah merah.
b)      Oksigen selanjutnya berpindah ke HHb tempat oksigen bertukar tempat dengan ion hidrogen dari hemoglobin dan berikatan dengan hemoglobin itu untuk membentuk HbO2.
c)      Ion hidrogen yang digantikan berikatan dengan ion bikarbonat disitoplasma sel darah merah dan terbentuk asam karbonat.
d)     Suatu enzim disebut bikarbonat anhidrasi selanjutnya mengubah asam karbonat menjadi CO2 dan H2 O. Karbon dioksida berdifusi keluar dari sel darah merah.
2)      Reaksi sebaliknya di jaringan
a)      HbO2 merupakan bentuk hemboglobin yang membawa oksigen ke jaringan.
b)      Dijaringan CO2 dan H2 O hasil metabolisme oksidatif, berdifusi kedalam sel darah merah. Karbonat anhidrasi mengubah keduanya menjadi asam karbonat. Asam karbonat terurai menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat.
c)      Ion hidrogen menggantikan ion oksigen dari HbO2  dan berikatan dangan Hb membentuk HHb.
d)     Ion bikarbonat tetap berada di sitoplasma sel darah merah atau berdifusi keluar dari plasma.
e)      Siklus tersebut berulang dengan sendirinya bersaamaan dengan berpindahnya HHb ke paru untuk mengambil lebih banyak oksigen serta mengeluarkan karbon dioksida dan air.

B.     Alat – alat Respirasi
Proses pernafasan pada manusia memiliki proses yang sangat panjang, dimana proses pernafasan ini tersusun atas alat – alat pernapasan diantaranya :
a)      Hidung (rongga hidung)
Secara anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Gambar 2.1
Bagian- bagian hidung adalah :
1. Saraf pembau yg terletak pada selaput lendir di rongga hidung atas,  kerang hidung atas danpermukaan atas kerang hidung tengah.
2. Selaput lender, berfungsi untuk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup
3. Bulu – bulu hidung, berfungsi utk menahan kotoran yg terbawa oleh udara yg kita hirup.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.







Gambar 2.3

            Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.Hidung menjadi jalan masuk utama oksigen dan keluarnya karbondioksida. Menjaga kesehatan hidung sama pentingnya dengan organ tubuh lainnya
Rongga hidung merupakan dua saluran sempit yang disangga oleh beberapa tulang yang didalamnya terdapat selaput lendir dan rambut hidung yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a.  menyaring debu dan kuman-kuman yang masuk bersama udara.
b.  menyesuaikan suhu udara dengan suhu badan.
c.  mengatur kelembaban udara yang masuk.
b)   Faring
Faring terletak dibelakang rongga hidung dan mulut yang merupakan persimpangan antara jalan makanan dan udara. Di persimpangan ini terdapat dua katup yaitu katup penutup rongga hidung (anak tekak) dan katup pangkal tenggorok (epiglottis). Fungsi dari paring sebagai alat pencernaan yang membawa makanan dari rongga mulut hingga ke esopagus. Hubungan paring dengan rongga hidung dan laring ini membuata faring menjadi cukup penting dalam produksi suara, serta memungkinkan manusia untuk bernfas menggunakan mulut serta jika diperulkan secara medis memasukan makanan melalui hidung.



             



Gambar 2.4
Faring terdiri atas tiga bagian yaitu :
1.      Naso faring, terletak di belakang hidung dimana terdapat tuba eustachius, kelenjar adenoid
2.      Faring oralis, terletak di belakang mulut, terdapat tonil (amandel)
3.      Faring laringeal, merupakan bagian terendah dari faring yang terletak di baigan laring
c)      Laring (pangkal tenggorok)
Laring terletak diantara faring dan trakea.  Laring tersusun atas katup pangkal tenggorok (epiglotis), perisai tulang rawan dan gelang-gelang tulang rawan yang membentuk jakun.  Di dalam laring terdapat pita suara yang dapat bergetar menghasilkan suara.  








Gambar 2.5
Laring berada di depan paring yang menuju ke esopagus dan secara vertikal laring terdapat di adntara trakea dan akar lidah, pada bagain atas dan depan dan leher. Titngkat vertikalnya bersesuaian dengan tulang vertebra serfikal ke 4, ke 5, dan ke 6, tapi itu ditempatkan agak lebih tinggi pada wanita dan juga selama masa kanak – kanak. Struktur laring umumnya terdiri dari tulang rawan yang diikat oleh ligamen dan otot
d)     Trakea (batang tenggorok)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang dibagian leher dan  rongga dada. Trakea berfungsi sebagai tempat lewatnya udara.  Epiglotis akan turun menutupi saluran pernapasan saat berbicara, dan akan terangkat sehingga saluran makanan akan terbuka saat menelan makanan.  Kotoran, debu atau partikel-partikel asing lainnya yang ikut terhirup dalam udara dapat ditahan dan dikeluarkan oleh rambut-rambut halus berlendir (silia) pada dinding trakea.  








Gambar 2.6
e)      Bronkus
   Gambar 2.7
Bronkus merupakan cabang dari trakea. Cabang kiri menuju paru-paru kiri dan cabang kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus juga memiliki selaput yang berlendir dan rambut-rambut getar. Bronkus bercabang tiga menuju paru-paru kanan dan bercabang dua menuju paru-paru kiri. Setiap cabang akan bercabang lagi membentuk saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus.  Bagian ujung dari bronkiolus berakhir pada gelembung paru-paru yang dinamakan alveolus.
f)       Bronkiolus








Gambar 2.8
Bagian distal saluran udara intrapulmonar adalah bronkiolus. Bronkiolus terdiri dari epitel (stratified columnar ephitelium), otot polos, sedikit jaringan ikat dan tidak memiliki tulang rawan (Dellmann & Brown, 1992 dalam Widodo, 2006). Bronkiolus dianggap sebagai saluran penghantar bergaris tengah 1 mm atau kurang. Bronkiolus mempunyai ciri tidak mengandung tulang rawan, kelenjar, dan kelenjar limfa. Lamina propria terutama tersusun oleh berkas otot polos serta serat-serat elastis. Epitel-epitel yang membatasi bronkiolus besar merupakan epitel silindris bersilia dengan sedikit sel goblet, pada bronkiolus kecil, sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan sel kuboid atau silindris rendah. Diantara sel-sel itu, tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah tak bersilia. Sel-sel ini disebut sel bronkiolar atau sel clara. Fungsi sel ini tidak diketahui, diduga ikut berperan terhadap pembentukan cairan bronkiolar. Sel-sel ini juga mengeluarkan sejumlah kecil surfaktan. Pada bronkiolus terminalis, epitelnya tampak mempunyai sel-sel bersilia di sana-sini diantara sel-sel kuboid tak bersilia. Banyaknya jaringan elastis pada dinding bronkiolus dan di seluruh jaringan pernapasan, umumnya memungkinkan paru-paru mengembang pada inspirasi dan pilinan serat elastis membantu kontraksi paru saat ekspirasi (Tambajong, 1995).
Fungsi bronkiolus adalah menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli, dan untuk mengontrol jumlah udara yang di distribusikan melalui paru – paru dengan kontriksi dan dilatasi.
g)      Paru-paru


                                                        





Gambar 2.9
Paru-paru merupakan tempat terjadinya penyerapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida yang terletak dirongga dada di atas diafragma.  Paru-paru terdiri dari dari dua bagian, bagian kanan yang terdiri dari 3 gelambir dan bagian kiri 2 gelambir.  Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yang disebut pleura.  Di dalam paru-paru tepatnya di ujung bronkiolus terdapat alveoli yang merupakan tempat pengisapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.  Pulmo (paru-paru) adalah salah satu organ yang berbentuk kantung dan merupakan kumpulan banyak rongga udara yang kecil. Fungsi utama organ ini adalah untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang digunakan di dalam tubuh dan untuk mengeluarkan karbondioksida, yang merupakan sisa pembakaran tubuh. (Akoso, 2000 dalam Anindyajati, 2007).  Tiap paru-paru melekat pada jantung dan trakhea melalui radix pulmonis dan ligamentum pulmonale. Paru-paru sehat selalu berisi udara dan akan mengapung bila dimasukkan ke dalam air. Paru-paru dari fetus atau bayi baru lahir berwarna agak kemerahan dan lunak. Bila bayi belum bernapas maka paru-paru tidak akan mengapung di dalam air tetapi akan tenggelam. Paru-paru orang dewasa mempunyai permukaan yang berwarna lebih gelap dan sering ada bercak-bercak yang disebabkan oleh penimbunan partikel debu yang terisap (Wibowo & Paryana, 2009).
Paru-paru dapat dibagi menjadi sistem penyalur udara intrapulmonar, parenkim/sistem respirasi, dan pleura. Sistem penyalur udara intrapulmonar (bronchus dan bronkhiolus), menempati sekitar 6% dari paru-paru. Parenkim (sistem respirasi atau daerah pertukaran gas, terdiri dari duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli) mencakup 85% dari seluruh paru-paru. Paru-paru dibalut oleh jaringan ikat dan sel-sel mesotel membentuk pleura viseral. Pleura, pembuluh darah, syaraf dan bronkhiolus menempati sekitar 9%-10% dari total paru-paru. Pada paru-paru yang menggembung, (parenkim menempati 85%), terdapat 70% rongga udara dan 30% merupakan jaringan tempat pertukaran gas yang mengelilingi rongga udara. Jaringan ini mencakup epitel, beberapa jaringan ikat, arteriola dan venula, serta jalinan kapiler paru-paru (Irvin, 2003). 
Tempat terjadinya pertukaran gas disebut barier darah-udara (air-blood barrier), yang merupakan permukaan luas dengan jalinan kapiler di satu sisi dan udara pada sisi lain. Pertukaran gas umumnya terjadi pada kedua belah sisi septa jaringan yang memisahkan alveolus/septa interalveolaris. Saluran udara dalam parenkim diatur dalam unit asinus/unit respiratori terminalis merupakan unit fungsional dari daerah pertukaran gas (Vanwye, 1993 dalam Widodo, 2006




Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru.;
            Debu, aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan paru adalah kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif , polusi udara dan riwayat infeksi pernapasan sewaktu kecil. Umur merupakan salah satu yang mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat memperburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan, mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Semakin bertambahnya umur maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh. Menurut Rosbinawati (2002) ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan gejala gangguan pernapasan. Faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit dan gangguan kesehatan.
 Hal ini merupakan konsekuensi adanya hubungan faktor umur dengan potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu sumber infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologis berbagai jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang. Bermacam-macam perubahan biologis berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan degan debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan debu, aerosol, dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru – paru.
Alat pelindung diri adalah pelengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel-partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.
Perlindungan terhadap system pernapasan sangat diperlukan terutama bila tercemar partikel-partikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker, baik berupa dari kain, kertas wol, atau fiberglass.

C.     Mekanisme Respirasi
1.       Mekanisme Pernapasan






Gambar 2.10
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu  : 
1. Menarik napas (inspirasi)
2. Menghembus napas (ekspirasi)
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah. Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila mulkulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara stenum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Eksfirasai merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkoatalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi Bernafas terdiri dari dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi merupakan proses pemasukan oksigen kedalam tubuh. Ekspirasi merupakan proses pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh. Mekanisme pernafasan ada dua macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut. 
a.       Pernafasan Dada






Gambar 2.11
Inspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk dan dada terangkat. Akibatnya, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan penurunan tekanan udara diluar tubuh lebih besar, maka udara yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh. Ekspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berelaksasi sehingga tulang-tulang rusuk dan dada turun kembali pada kedudukan semula.
Akibatnya rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara didalam paru-paru. Kemudian udara yang kaya akan karbondioksida terdorong keluar tubuh  melalui hidung.
b.       Pernafasan Perut











Gambar 2.12
Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya sedikit mendatar. Keadaan mengakibatkan rongga perut turun kebawah, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, dan tekanan udara didalam paru-paru mengecil. Akibatnya udara yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh. Ekspirasi terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga letaknya kembali kedudukan semula. Kondisi ini mengakibatkan rongga perut kembali ke posisi semula, rongga dada  mengecil, volume paru-paru berkurang dan tekanan  udara didalam paru-paru membesar. Akibatnya, udara yang kaya karbondioksida keluar tubuh. 
2.      Mekanisme Pertukaran O2 dan CO2
Oksigen berdifusi dari alveolus kedalam darah. Hemoglobin (Hb) sel darah merah membentuk Oksihemoglobin.
Darah yang mengandung oksigen ber warna merah jernih dan disebut darah bersih. Oksigen diedarkan oleh darah keseluruh jaringan dan sel tubuh. Didalam sel tubuh, darah melepaskan oksigen sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen dilepaskan pada sel tubuh untuk digunakan pada proses respirasi. Respirasi menghasilkan energi dan karbondioksida. Karbondioksida berdifusi dari jaringan kadalam darah. Hemoglobin mengikat karbondioksida membentuk karbaminohemoglobin dan selanjutnya dibawa ke paru-paru. Darah yang membawa  karbondioksida berwarna merah keruh dsan disebut darah kotor. Di paru-paru, karbondioksida berfungsi masuk ke alveolus. Selanjutnya, karbondioksida dikeluarkan melalui saluran pernafasan. 
3.      Frekuensi Pernapasan
Orang normal bernafas 12-15 kali per menit. Frekuensi bernafas dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktifitas dan usia. Wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru yang lebih kecil daripada pria,sehingga frekuensi bernafasnya lebih banyak. Semakin cepat tubuh beraktifitas, semakin cepat pula frekuensi bernafas kita. Berolahraga akan menaikkan frekuensi bernafas kita. Karena semakin banyak otot bekerja, semakin banyak pula oksigen yang dibutuhkan. Demikian pula menahan nafas beberapa saat akan membuat kita terengah-tengah, sehingga frekuensi bernafas kita naik. Berada diruangan sempit dan kekurangan oksigen juga akan membuat frekuensi bernafas kita bertambah cepat dengan tujuan untuk memperoleh oksigen yang lebih banyak. Marah, takut, dan terkejut juga akan  meningkatkan frekuensi bernafas kita. Selain itu, frekuensi bernafas  juga bervariasi antar manusia. Bayi dan balita memiliki frekuensi bernafas lebih banyak dibanding orang dewasa. Karena pada bayi dan balita, volume paru-parunya relative kecil dan tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memilki frekuensi bernafas lebih banyak  karena kontraksi otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehinnga udara pernafasan lebih sedikit. 

4.      Volume Udara Pernapasan
Paru-paru orang dewasa  dapat memuat kira-kira 4,5 liter udara. Kemampuan paru-paru untuk menampung udara  disebut volume total paru-paru. Jika kita bernafas normal, volume udara yang masuk ke paru-paru dalam sekali inspirasi dan udara yang keluar dari paru-paru dalam sekali ekspirasi kira-kira setengah liter. Volume udara setengah liter ini disebut udara pernafasan (UP). Jika kita menarik nafas semaksimal mungkin (inspirasi maksimum), sekitar 1,5 liter udara masuk paru-paru . Udara yang berjumlah satu setengah liter ini, disebut udara komplementer. Jika kita menghembuskan nafas semaksimal mungkin (ekspirasi maksimum), maka sekitar setengah liter udara dikeluarkan dari tubuh dan udara ini disebut udara suplementer. Udara pernafasan ditambah dengan udara suplementer dan. Komplementer disebut kapasitas vital paru-paru dan berjumlah 3,5 liter. Tetapi di dalam paru-paru, selalu tersisa satu liter udara yang disebut udara residu. 
D.    Kelainan pada sistem Respirasi
Pernafasan manusia dapat terganggu karena adanya penyakit dan kelainan organ pernafasan. Penyakit dan kelainan pernafasan dapat menyebabkan hipoksia, suatu kondisi dimana jaringan tubuh kekurangan oksigen. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penyakit pernafasan.
Secara umum penyakit itu adalah :
1.  Tuberculosis (TBC)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru sehingga terbentuk bintil-bintil  dalam alveolus
2.  Pneumonia
Penyakit ini memnyebabkan radang paru-paru dan disebabkan oleh bakteri Diploccus pneumonia. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir sehingga sulit berdifusi mencapai darah.


3.  Bronchitis 
Penyakit ini menyebabkan peradangan pada dinding bronkus yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan batuk berdahak. 
4.  Asma 
Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru. Hal lain juga disebutkan bahwa Asma  adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam – macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus. Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru dengan kata lain Asma adalah suatu keadaan di mana terjadi penyempitan pada aliran nafas akibat dari rangsangan tertentu(pemicu)sehingga menyebabkan peradangan dan menyebabkan sulitnya bernafas dan berbunyi "ngik" setiap bernafas. Hal ini biasanya mengurangi kualitas hidup seorang penderita karena bisa menyebabkan gampang lelah dan gampang sakit.  
Pada saat seseorang penderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak sehingga menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding saluran nafas pun dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bahkan dapat menyebabkan kematian.
Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma. Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya, penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar FKUI menjelaskan, “penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan.”  

Penyakit Asma dapat disebabkan oleh :
A.    Faktor Intrinsik 
• Infeksi :
ü  virus yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)
ü  bakteri, misalnya pertusis dan streptokokkus
ü  jamur, misalnya aspergillus
• cuaca:
perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara emosional : takut, cemas dan tegang aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.
• Aspek genetik
• Kemungkinan alergi 
• Saluran napas yang memang mudah terangsang 
• Jenis kelamin 
• Ras/etnik 
B.  Faktor lingkungan 
1. Bahan-bahan di dalam ruangan : 
- Tungau debu rumah
- Binatang, kecoa 
2. Bahan-bahan di luar ruangan 
- Tepung sari bunga 
- Jamur 
3. Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, penyedap,  pewarna  makanan 
4. Obat-obatan tertentu 
5.  Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray ) 
6.  Ekspresi emosi yang berlebihan 
7.  Asap rokok dari perokok aktif dan pasif 
8.  Polusi udara dari luar dan dalam ruangan 
9.   Infeksi saluran napas 
10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika  melakukan aktivitas fisik tertentu. 
11.  Perubahan cuaca  

5.      Pleuritis
Penyakit ini menyebabkan pandangan pada selaput pembungkus paru-paru (pleura). Penyakit ini dapat menyebabkan terdapatnya cairan berlebih pada pleura sehingga penderita akan sesak napas.



6.      Asfiksi
Penyakit ini menyebabkan tergannggunya pengangkutan oksigen ke sel-sel atau jaringan tubuh. 
7.      Kanker paru – paru
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas atau efitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusk sel – sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada efitel bronkus didahlui oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa pra kaanker disebut meta plasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk efitel dan menghilangnya silia.

a.       Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu :
1.    Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis
2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian    makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan merangsang reaksi jaringan
3.  Partikel-partikel organic yang merespons imun
4. Kelebihan beban system akibat paparan teru-menerus terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas terminal. Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh partikel-partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik.





b.   Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Pernapasan
    Gangguan pada saluran pernapasan ditandai dengan gejala-gejala, yaitu :
1)      Gejala Lokal
a.       Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan. Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan penyebab paling sering dari batuk.
b.       Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya sputum yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
c.     Dispnea
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmonar.
d.      Nyeri Dada
Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit paru adalah akibat radang pleura ( pleuritis). Umumnya pleuritis terjadi mendadak, tetapi juga timbul secara bertahap.
2)        Gejala Umum
Gejala-gejala yang disebut di atas bersifat setempat. Beberapa penyakit memberi juga gejala umum, seperti suhu badan meninggi, pusing, tidak suka makan, rasa lesu/lemah, keringat dingin dan sebagainya. Masalah pernapasan pada pekerja di tempat pengolahan telah dikenal selama 2 dekade ini. Gejala-gejala dada akut seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan iritasi saluran napas atas muncul pada saat kerja biasa.

E.     Cara Mengobati Penyakit Pada Saluran Pernafasan
1.      TBC
Penyakit TBC merupakan penyakit menular,penularannya ketika si penderita batuk mengeluarkan dahak menular melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri . bila sudah terkena penyakit ini kita harus segera meungkin mengobatinya. Namun anda tidak perlu kawatir berukata akan diuraikan beberapa tanaman yang dijadikan obat untuk megobati penyakit TBC. Antara lain :
a.       Bahan – bahan
ü  Biji bunga melati yang sudah kering
ü  5 lembar daun sembung
ü  Satu ruas akar alang – alang
Caaranya rebuslah semua bahan tersebut dengan satu liter air. Dan biarkan hingga setengahnya. Minumlah ramuan tersebut sehari dua kali sebanyak seperempat gelas. Dan apabila tidak lekas sembuh maka bawalah ke rumah sakit terdekat.
2.      Asma
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1.      Penobatan non farmakologik
a)      Penyuluhan Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor- faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b)      Menghindari faktor pencetus Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c)      Fisioterapi Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
2.      Pengobatan farmakologik
a)      Agonis beta Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ). 
b)      Metil Xantin Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
c)      Kortikosteroid Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800  empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d)     Kromolin Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari. e)      Ketotifen Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
e)      Ketotifen Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
3.      Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a)   Infus RL : D5  = 3 : 1 tiap 24 jam
b)  Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c)  Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d)  Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e)   Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f)    Antibiotik spektrum luas.
F.   Merokok dan Kesehatan
Merokok sangat disadari dapat mengganggu kesehatan. Banyak penyakit yang timbul akibat kebiasaan merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung (Tandra, 2003).  Kebiasaan merokok bukan saja merugikan perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya yang menghisap asap rokok (Yapri, 2001 dalam Intania, 2006). Kini semakin banyak yang diteliti dan dilaporkan tentang pengaruh buruk rokok antara lain mengakibatkan impotensi, menurunnya daya tahan tubuh individu, mudah mengidap penyakit virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain (Dahuri, 2005 dalam Intania, 2006). Negara Indonesia pada saat sekarang ini akan terlihat bahwa makin banyak orang yang merokok. Pada saat ini saja Indonesia termasuk lima besar konsumen rokok di dunia (Tandra, 2003).
Irawan (2009), mendefinisikan kebiasaan merokok sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan tambahan adanya distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang. Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan saluran napas.  
Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma (Hans, 2003 dalam Irawan 2009). Penurunan fungsi paru akan mulai terlihat pada lama pernapasan yang terjadi pada 2 tahun dan seterusnya akibat debu dan kebiasaan merokok (Hermianto, 1998 dalam Irawan 2009) 
Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal, menganggu irama jantung. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin, merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi. Kandungan nikotin, gas CO, radikal bebas dan zat-zat tersebut dapat merusak lapisan endotel dalam pembuluh darah. Apabila terbentuk suatu plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi suatu proses awal terjadinya arterosklerosis yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler. Sehingga dalam diri perokok tidak hanya saja beresiko terjadi gangguan paru-paru tetapi juga beresiko terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah, di mana hal ini akan berakibat pada penurunan kinerja jantung paru.
Penurunan daya tahan jantung paru akan berakibat pada penurunan kebugaran jasmani. Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity merupakan komponen terpenting dari kebugaran jasmani. Seseorang dengan kapasitas aerobik yang baik, memiliki jantung yang efisien, paru- paru yang efektif, peredaran darah yang baik pula, yang dapat mensuplai otot-otot sehingga yang bersangkutan mampu bekerja secara terus-menerus tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan (Irawan, 2009).
1.       Kandungan Tembakau 
Tembakau dapat dihirup melalui rokok atau dikunyah, dan nikotin dapat keluar dari tembakau pada proses itu. Pada daun tembakau segar, nikotin terikat pada asam organik dan tetap terikat pada asam itu bila daun dikeringkan perlahan-lahan. Selain mengandung nikotin, asap rokok mengandung senyawa pirimidin, amoniak, karbon dioksida, karbon monoksida, asam organik, keton, aldehid dan tar. Semua zat tersebut bersifat mengganggu membran berlendir yang terdapat pada mulut dan saluran pernapasan. Kecuali getah tembakau yang terdapat dalam asap tembakau, pengaruh tembakau hampir seluruhnya bergantung pada kadar nikotinnya. Nikotin adalah cairan bening yang menjadi kecoklatan jika terpapar udara. Nikotin dapat masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru dan saluran pencernaan jika zat tersebut tercampur air liur dan tertelan. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh, 5-15%nya akan keluar lagi bersama urin tanpa mengalami perubahan, sisanya diubah dalam tubuh menjadi senyawa sederhana dan mungkin sekali mengalami dekomposisi di dalam hati. Jika asap rokok dihirup dalam-dalam, jumlah nikotin yang terisap dan kemudian dikeluarkan bersama urin jumlahnya akan meningkat (Pratiwi et al., 2004). 
2.         Bahan Pokok dalam Asap Rokok 
Asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang tinggi. Dalam satu kali hisapan rokok saja diperkirakan terdapat sebanyak 1.014 molekul radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Yueniwati & Ali, 2004 dalam Intania, 2006). Selain mengandung radikal bebas, asap rokok juga memiliki satu atau lebih elektron bebas. Elektron bebas ini akan mencari pasangan elektronnya supaya susunan atomnya stabil, jika asap rokok ini masuk ke dalam saluran napas maka asap rokok ini akan mencari dan mengambil elektron yang berasal dari saluran napas, misalnya dari epitel bronkus, akibatnya timbul proses inflamasi. Epitel yang rusak akan mengalami proses regenerasi, namun diganti dengan jaringan ikat sehingga terjadilah proses fibrosis (Guyatt, 1970 dalam Santoso et al., 2004).

Asap rokok terdiri atas asap utama (main stream smoke) dan asap sampingan (side stream smoke). Asap utama adalah asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok tersebut, sedangkan asap sampingan adalah asap yang disebarkan ke udara bebas dan asap inilah yang akan dihirup oleh orang lain atau yang disebut sebagai perokok pasif (Tandra, 2003). 
Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan bronkitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran hidung bagi orang yang berada di sekitarnya. Pengaruh lingkungan asap tembakau dan kebiasaan ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada anaknya bahkan sebelum anak dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang merokok selama hamil dan bayi yang hidup di lingkungan asap rokok mempunyai resiko kematian yang sama (Susanna et al., 2003). Menurut Andrews (2010), wanita yang merokok selama kehamilan dapat membuat janin perempuan mereka mengalami penurunan fertilitas dan menopause dini, dan membuat janin laki-laki mereka berisiko tinggi mengalami kelainan sperma dan kemungkinan penurunan fertilitas pada generasi mereka selanjutnya.  
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia antara lain nikotin, CO, NO, HCN, NH4, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, ortokresol, perilen, dan lain-lain. Selain komponen gas, terdapat pula komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar (Aditama, 2001 dalam Intania, 2006). Komponen asap rokok seperti nikotin, tar, hidrokarbon dapat memicu terbentuknya radikal bebas pada berbagai sel tubuh, dan dapat menyebabkan terjadinya reaksi rantai yang dapat menyebar ke seluruh sel.


Radikal bebas adalah salah satu produk reaksi kimia dalam tubuh, dimana senyawa kimia ini sangat reaktif dan mengandung unpaired elektron pada orbital luarnya sehingga sebagian besar radikal bebas bersifat tidak stabil (Setijowati et al., 1998 dalam Intania, 2006).  

3.      Nikotin 
Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin, merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi (Irawan, 2009). Dalam jumlah yang besar, yaitu sekitar 20-50 mg nikotin dapat menyebabkan pernapasan terhenti, sedangkan dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung, hingga pekerjaan jantung lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan (Pratiwi et al., 2004).  
Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat adiktif, dan mempengaruhi otak dan sistem saraf. Efek jangka panjang penggunaan nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mendapatkan tingkat kepuasan (Irawan, 2009). Bagi orang-orang yang bukan perokok atau tidak biasa merokok, menghisap 1-2 mg nikotin saja sudah menyebabkan rasa pusing, sakit kepala, mual dan muntah, berkeringat dan terasa sakit pada daerah lambung (Pratiwi et al., 2004) 
4.      Karbon Monoksida 
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau. Daya afinitas Hb (Haemoglobin) darah terhadap karbon monoksida lebih kuat dibandingkan dengan oksigen, akibatnya oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh. Efek selanjutnya adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah (Pratiwi et al, 2004).
Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.kekurangan oksigen karena CO (karbon monoksida) (Irawan, 2009). Satu rokok yang dibakar mengandung 3-6% CO (karbon monoksida). Gabungan CO dengan nikotin dapat mengakibatkan para perokok menderita penyakit penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah (Pratiwi et al., 2004).
5.      Tar 
Tar adalah zat kimia yang dianggap sebagai penyebab terjadinya kanker dan menganggu mekanisme alami pembersih paru-paru, sehingga banyak polusi udara tertinggal menempel di paru-paru dan saluran bronchial. Tar dapat membuat sistem pernapasan terganggu salah satu gejalanya adalah pembengkakan selaput mucus (Irawan, 2009). Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok (Safitri, 2010). Tar merupakan komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah nikotin dan tetesan-tetesan cairannya dihilangkan. Sebatang rokok menghasilkan 10-30 mg tar. Kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker (Pratiwi et al., 2004).  
6.       Rokok Elektrik 
Orang beranggapan selama ini menyatakan bahwa rokok elektrik lebih sehat daripada rokok biasa ternyata anggapan ini salah. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjelaskan, rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok yang dibakar biasa. Kandungan propelin glikol, dieter glikol dan gliserin sebagai pelarut nikotin ternyata dapat menyebabkan penyakit kanker. Mungkin saja orang beranggapan bahwa rokok elektrik hanya mengandung nikotin, dan kalau rokok biasa ada bahan-bahan lainnya.
Kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik adalah nikotin cair dengan bahan pelarut propelin glikol, dieter glikol ataupun gliserin, dan jika nikotin dipanaskan bersamaan dengan bahan-bahan ini akan menghasilkan senyawa nitrosamine, senyawa inilah yang dapat menyebabkan penyakit kanker (Jefrey, 2010). 
Electronic cigarette atau e-cigarette adalah produk rokok elektronik yang beroperasi dengan menggunakan baterai (Gambar 2 dan 3) dan baterai pada rokok elektrik merupakan suatu baterai yang dapat diisi ulang (Westenberger, 2009). Pada saat dioperasikan, akan timbul panas yang dihasilkan dari tenaga baterai yang kemudian akan memanaskan sejumlah cairan yang tersimpan di dalam cartridge untuk menghasilkan asap yang dihisap oleh pengguna atau perokok (Woolsheid & Kremzer, 2009). 
 Menurut Westenberger (2009), cartridge pada rokok elektrik berisi nikotin sintetik yang terlarut dalam propelin glikol, air, dan zat pemberi rasa. Selain itu, terdapat pula bahan tambahan diethilen glokil (komponen anti pembekuan dan bersifat toksik pada manusia) dan nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Beberapa bahan yang merupakan komponen spesifik tembakau yang bersifat berbahaya bagi manusia yaitu anabasine, myosamine, dan beta-nycotyrine juga dideteksi terdapat pada kandungan rokok elektrik. 











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Respirasi adalah kegiatan menghirup udara yang mengandung oksigen ( O2) dan pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) mengeluarkan udara.
Alat-alat respirasi
2.      Hidung:
Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernafasan . Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman.
3.      Tenggorokan:
Tenggorokan Tenggorokan merupakan saluran pernapasan penghubung antara hidung dan paru-paru dengan panjang 9 cm. Dalam tenggorokan terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan .
4.      Paru-paru:              
Paru-paru terdiri dari paru-paru kiri dan kanan merupkan tempat terakhir dalam proses pernapasan manusia . Dalam paru-paru terjadi proses pertukaran O2 dan CO2 tepatnya pada alveolus.
1.        Macam-macam respirasi :
Pernapasan Dada ketika udara masuk paru-paru megembang , diafragmaberkontraksi , dan rongga dada mengembang dan ketika udara keluar paru-paru mengempis , diafragma mengerut , dan rongga dada turun . Pernapsan Perut Ketika udara masuk perut mengembang dan ketika udara keluar perut mengerut Kembali

2.      Gangguan-gangguan pada alat respirasi:
                  Gangguan pernapasan disebabkan oleh kuman dan polusi.

B.     Saran
                 Setelah kita mengkaji materi tentang sIstem respirasi pada manusia, setidaknya kita telah mengetahui apa itu respirasi, jenis-jenis respirasi dan gangguan pada respirasi,oleh karena itu diharapkan kepada penulis dan pembaca agar mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dari makalah in
DAFTAR PUSTAKA
Suharsono & Mustofa Popo Kamil, 2014  Bahan Ajar Biologi Umum,  Tasikamalaya, Universitas Siliwangi.
Arsyad hadjah, 2013 Pernafasan Dada dan Perut [online], Tersedia http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/10/faring.html faringhttp://biokell.blogspot.com/2011/11/menghafal-cepat-mekanisme-pernapasan.html
Anonim, Sistem Pernafasan Pada Manusia dan Pengaruh Rokok.[online], Tersedia http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38873/4/Chapter%20ll.pdf
Anonim, Anatomi Organ Tubuh Manusia.[online], Tersedia ; http://kelstudio.blogspot.com/2014/10/laring.html
Sidyanti pengertein dan fungsi bronkiolus [online], Tersedia; http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-bronkiolus.html


















LAMPIRAN – LAMPIRAN



0 komentar:

Posting Komentar